BUZZER DINILAI ANCAMAN SERIUS BAGI DEMOKRASI, BAWASLU JAWA TIMUR SUSUN STRATEGI HADAPI DISINFORMASI
|
Sumenep – Cangkrukan Strategi Humas dan Data Informasi dalam Menangani Fenomena Buzzer digelar pada Senin (15/9/2025) dengan melibatkan Bawaslu Jawa Timur serta perwakilan dari sejumlah daerah. Forum ini menyoroti maraknya praktik buzzer yang dianggap berpotensi merusak kualitas demokrasi.
Anggota Bawaslu Jawa Timur, Dwi Endah Prasetyowati, menyebut buzzer sebagai ancaman serius karena mampu membelokkan opini publik secara masif dan sistematis. “Pemilu perlu memiliki strategi khusus untuk menghadang gelombang informasi yang dipelintir di dunia maya,” ujarnya.
Fenomena buzzer dinilai berbahaya bukan hanya karena menyebarkan disinformasi, tetapi juga karena dapat mengikis kepercayaan publik terhadap penyelenggara pemilu dan mengganggu rasionalitas pemilih. Arus informasi yang dipelintir berpotensi mengalihkan perhatian masyarakat dari isu substansial menuju perdebatan yang semu.
Sejumlah pembicara turut hadir dalam diskusi, antara lain Wiwin Riza Kurnia (Bawaslu Jember), Jagat Putra (Bawaslu Jombang), M. Hamdani (Bawaslu Kediri), serta M. Farid Achiani (Bawaslu Lamongan). Mereka berbagi strategi humas dan pengelolaan data informasi sebagai upaya menangkis disinformasi.
Melalui kegiatan ini, Bawaslu berharap dapat memperkuat peran humas di tingkat provinsi maupun kabupaten/Kota sebagai garda terdepan dalam melawan manipulasi informasi pada tahapan Pemilu kedepannya.
@Humas Bawaslu Sumenep